Saumlaki, 21 Juli 2025. Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Rampun Lelemuku Saumlaki (YPT-RLS), Polikarpus Lalamafu, memberikan arahan penting dalam acara Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Lelemuku Saumlaki (UNLESA) yang berlangsung pada Senin, 21 Juli 2025, di Aula UNLESA.
Dalam sambutannya, Ketua YPT-RLS menekankan bahwa PKKMB telah mengalami transformasi signifikan dari masa lalu. Ia menyoroti bahwa kegiatan pengenalan kampus yang dulunya dikenal dengan istilah “ospek” dan diwarnai dengan istilah seperti “perploncoan”, kini sudah tidak relevan lagi. “Itu sudah tidak ada lagi, karena kita hidup dalam era yang menghargai Hak Asasi Manusia. Sekarang sudah canggih, sudah ada kecerdasan buatan,” tegasnya.
Ketua YPT-RLS menegaskan bahwa melalui PKKMB, mahasiswa baru akan diperkenalkan secara sistematis terhadap seluruh proses dan kehidupan akademik di UNLESA, mulai dari awal masuk hingga kelulusan. Salah satu hal yang sangat ditekankan adalah pembentukan karakter. “Pembentukan karakter itu wajib. Disiplin adalah bagian dari sistem yang harus ditaati. Sekarang semuanya sudah berbasis online, termasuk absensi yang diakses melalui SIAKAD,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa baik mahasiswa maupun dosen tidak bisa bermain-main dengan sistem. Toleransi keterlambatan diberikan selama 15 menit. “Kalau dosen terlambat absen, maka dianggap tidak mengajar. Ini penting diketahui mahasiswa sejak dini,” jelasnya. Dalam arahannya, Ketua YPT-RLS juga menyoroti pentingnya interaksi antara mahasiswa dengan kakak tingkat, dosen, dan kaprodi. PKKMB, menurutnya, juga menjadi syarat penting dalam proses akademik ke depan. “Pada semester tujuh, mahasiswa akan menjalani PPL Magang, dan sertifikat PKKMB menjadi salah satu syarat wajib,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa jumlah mahasiswa baru yang hadir hari ini sebanyak 171 orang, namun perlu menjadi perhatian apakah jumlah ini bisa bertahan hingga akhir masa studi. “Ini tantangan. Di kampus, mahasiswa dianggap sebagai individu yang punya keputusan sendiri. Berbeda dengan SMA,” jelasnya.
Ketua YPT-RLS juga menegaskan bahwa setiap mahasiswa akan memiliki satu dosen wali atau mentor akademik yang ditugaskan oleh kaprodi untuk mendampingi mereka. Namun, ia menyayangkan bahwa kadang mahasiswa tidak memanfaatkan peran tersebut. “Terkadang mahasiswa tidak ingin konsultasi dengan mentor. Ia putuskan sendiri bahkan sampai berhenti kuliah tanpa diketahui prodi dan mentornya,” ucapnya prihatin.
Menutup arahannya, Ketua YPT-RLS mendorong mahasiswa untuk aktif dalam berbagai forum diskusi guna memperluas wawasan dan memperkuat daya pikir. “Mahasiswa harus punya jiwa rasa dan karsa, saling mengingatkan, dan mampu menyesuaikan diri. Di kampus ini, banyak hal yang bisa didapat untuk bekal masa depan. Jangan sia-siakan perjuangan orang tua yang bekerja keras demi kalian,” pesannya penuh makna.
Ia juga mengingatkan pentingnya memahami buku panduan mahasiswa yang berisi informasi penting terkait jas almamater, kartu mahasiswa, dan segala ketentuan akademik. “Jangan hanya pakai jas almamater, tapi tidak baca buku panduan. Pelajari baik-baik,” tutupnya. PKKMB UNLESA tahun ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa baru untuk mengenal lebih dalam kehidupan kampus, sistem akademik, dan membangun semangat serta karakter sebagai insan pembelajar yang tangguh dan bertanggung jawab.
Sumber Foto :
~bls~